Text
INSECURITY IS MY MIDDLE NAME
“Penjahat dalam kisah kita bukanlah ibu tiri yang kejam, teman yang berkhianat, orang-orang yang merendahkan kita, tapi.. our own insecurity”
“It takes forever to be comfortable with who you really are. It takes forever to understand all of our insecurities. And, that’s just normal, and you’re doing good so far! And, I’m so proud of you”
Setiap orang pasti pernah mengalami insecure, sebuah perasaan cemas atau tidak aman yang terkadang membuat kita menjadi tidak percaya diri atau bahkan cemburu dengan pencapaian orang lain. Selama kita hidup, pasti ada masa ketika diri ini sibuk menambah beban di kepala dengan pemikiran “takut tertinggal”. Padahal hidup bukan lomba marathon, bukan tentang siapa yang sampai di garis finish duluan, tidak ada pemenang, dan bahkan dari awal tidak ada perlombaan.
Dalam buku Insecurity is My Middle Name ini, penulis membahas mengenai berbagai macam insecurity yang sering kita rasakan dan menemani kita untuk menenangkan rasa insecure itu. Terdapat lima bab dan 45 sub bab yang akan membuat kita merenungkan rasa insecure yang sering menghantui sekaligus mengubah rasa insecure tersebut menjadi sebuah motivasi untuk menjadi versi terbaik dari diri kita. Ada pun kelima bab tersebut membahas mengenai:
I : Fisik yang Kurang Menarik
II: Masa Depan yang Buram
III: Jauh Tertinggal Dari Teman-Temanku
IV: I Hate Myself
V: Berdamai Dengan Insecurity.
Dari awal hingga pertengahan bab penulis akan mengajak pembaca untuk mengupas satu per satu rasa insecure yang dirasakan, mulai dari perasaan tidak percaya diri akan fisik, karir, pendidikan, hingga percintaan. Setelah membahasnya satu per satu, di akhir bab penulis menerangkan bahwa rasa insecure tidak selamanya membawa pengaruh buruk, penulis mengajak pembaca untuk berdamai dengan rasa insecure tersebut melalui salah satu bab yang berjudul “Tapi, kita butuh insecurity”.
Tidak tersedia versi lain